Bertahan di Tengah Gempuran Zaman Kemajuan teknologi terus berkembang memberi efisiensi dan kepraktisan untuk manusia. Namun, akan selalu ada yang tersisih dari kemajuan zaman.
Pesatnya pertumbuhan Teknologi dan industri secara massal,sebagai bagian dari kemajuan peradaban ummat manusia tidak hanya menggeser geografi kultural sebuah bangsa namun juga telah menggeser berbagai produk produk kearifan budaya lokal dari akar kulturalnya. Seperti halnya dengan berbagai produk budaya lokal seperti Tenun tradisional lainya yang tidak memiliki resistensi terhadap arus besar globalisasi
Tenun tradisional ini pun harus bersaing dengan pabrik tenun yang menggunakan mesin yang lebih modern yang menghasilkan produk yang lebih bersaing untuk dapat menguatkan pasar.Sementara bahan baku yang tersedia di dalam negeri masih kurang. Mau tidak mau untuk produk tenun untuk dipakai tetap harus mengandalkan bahan baku impor.Bahan baku tersebut diimpor dari China, Jepang, dan India, yang mana ketika dolar AS sedang tinggi membuat harga bahan baku ikut naik. harga kain melonjak, harga benang melonjak. Kondisi tersebut bisa mematikan industri dalam negeri.
Produk tenun tiruan yang berasal dari impor diproduksi secara massal menggunakan mesin Jika menggunakan mesin pabrikan, otomatis ongkos produksi tenun tiruan dari luar negeri jauh lebih murah. Contohnya untuk produk kain tenun tradisional di Indonesia saja paling murah Rp 1 juta hingga Rp 2 juta. Sedangkan impor hanya berkisar Rp 100 ribu hingga Rp 200 ribu.
Produk impor menguasai hingga 75% produk kain tenun di Indonesia. Produk impor itu berasal dari India, Thailand dan China. Untik itu Pemerintah diharapkan bisa memerhatikan industri hulu tekstil untuk menciptakan bahan baku lokal. Itu demi membuat ketergantungan terhadap bahan baku impor berkurang.(imam basuki)