Rumah orang Parigi dikampung pesisir kebanyakan mempunyai ruang muka dengan atap tersendiri (palantara). Rumah yg lain hanya mempunyai semacam gang (balampa). Sering di balampa ini kita melihat ada alat tenun.”
” Para wanita memakai sarung. Cara memakai nya menutupi badan tetapi membiarkan kedua lengan dan satu bahu terbuka. “
” Apabila untuk perjalanan wanita memakai celana dan sarung di badan bagian bawah dan bagian atas memakai baju. Satu helai sarung penutup kepala, sewaktu-waktu juga untuk menutup wajah. Remaja wanita memakai baju lengan pendek sampai siku. Sebuah rotan yg dikerat halus dilingkarkan seketat-ketatnya di bagian perut dipakai hanya oleh pemudi-pemudi. Bahan pakaian vuya dari kulit kayu hanya masih terdapat di desa Tovinoto dan di desa Petapa.
” Wanita-wanita memakai perhiasan cincin jari tangan, dimata kaki, ban lengan dan anting-anting. Sebagian wanita memakai perhiasan sarung kuku (kombonga) pada ibu jarinya. Perhiasan sarung kuku ini dibuat dari bambu atau tanduk yang dihaluskan, sedikit bengkok dan memiliki panjang 7 – 8 cm. “
” Wanita parigi itu cantik namun keras kepala dan pemalu. Ada peraturan adat yg ketat di Parigi bahwa jika seorang laki-laki di jalan harus minggir beberapa meter untuk memberi kesempatan kepada wanita untuk lewat. Diantara mereka ada yg cerdik pandai sehingga dengan mereka kami dapat melakukan percakapan yg bermutu dan menarik. “
Sumber : Van Poso Naar Parigi Sigi En Lindoe, 1898.


